NASA
Ledakan kosmik terjadi pada 28 Maret dan sampai saat ini sudah berlangsung selama 11 hari. Ledakan memancarkan radiasi berenergi besar seperti sinar gamma yang memancarkan cahaya selama 30 detik. Akan tetapi, berbeda dengan sinar gamma, ledakan ini sesaat hilang dan sesaat muncul kembali, memancarkan radiasi sinyal stakato yang berlangsung selama ratusan detik.
“Belum pernah kami lihat sebelumnya. Tetapi, bisa juga ini merupakan sebuah fenomena yang kami ketahui, namun belum pernah melihatnya dalam keadaan seperti ini,” ungkap Andrew Fruchter dari Space Telescope Science Institute di Baltimore.
Fruchter juga menjelaskan bahwa kejadian ini bisa saja diakibatkan oleh bintang yang tercabik-cabik saat berada terlalu dekat dengan lubang hitam. Gas dari bintang jatuh ke dalam lubang hitam, kemudian memicu gravitasi raksasa yang memancarkan sinar-X dan sinar gamma, lalu secara kebetulan mengarah ke Bumi.
Sebuah gelombang radio yang diambil gambarnya oleh teleskop ruang angkasa, Hubble, mendukung model tersebut. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ledakan terjadi pada jarak 3,8 miliar tahun cahaya dari Bumi, tepat di tengah galaksi yang terdapat lubang hitam raksasa.
Tetapi, Stan Woosley dari University of California, Santa Cruz, mengatakan bahwa kejadian ini mungkin dapat dijelaskan oleh proses runtuhnya gravitasi sebuah bintang raksasa ke dalam lubang hitam, yang merupakan versi lain tentang penciptaan sinar gamma. Woosley mengatakan, inti dari bintang tersebut runtuh dan membentuk sebuah lubang hitam. Namun, dibutuhkan beberapa hari sampai lapisan luar bintang tersebut jatuh dan menciptakan radiasi. Teori ini dihitung dari lamanya ledakan yang terjadi. (Sumber: Wired)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
please comment